INFOTAINMENT

Tingkatkan Pencegahan, BNN Ajak Artis Jadi Duta Anti Narkoba

Ditulis Oleh : Redaksi | Rabu,03 Februari 2016 21:04:00 WIB

POTRETJAKARTA.COM : - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) mengajak artis-artis di tanah air untuk menjadi Duta BNN/ Duta Anti Narkoba. Menurutnya, kepedulian para publik figur seperti artis akan mampu mendorong untuk bertindak positif.

"Artis itu publik figur. Apa yang dilakukan akan ditiru masyarakat, terutama remaja. Karena itu penting sekali melibatkan mereka. Saya sangat peduli dengan hal ini. Kelompok yang rentan, seperti artis, harus menjadi perhatian kita. Jangan sampai yang dilakukan salah seorang artis, seluruh masyarakat memvonis seluruhnya", kata Buwas dalam sosialisasi peningkatan Peran Public Figure dalam Rangka Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan Narkotika di Nelayan restoran, Jakarta, Rabu (3/2).

Menurut Buwas, bila para publik figur berperan lebih aktif dalam memerangi narkoba, maka upaya sosialisasi anti narkoba pada masyarakat akan berjalan lebih efektif dan mudah diterima.

"Artis itu publik figur, ditiru masyarakat. Diikuti. Apa yang dilakukan, disampaikan, pasti diikuti. Pasti dilihat karena menjadi panutan. Bila panutan negatif, pasti hasilnya negatif. Kalo positif ya positif. Ucapan dan perbuatan para publik figur lebih didengar daripada omongan lurah atau camat. Kita ingin meningkatkan peran para publik figur/artis dalam mencegah dan memerangi penyalahgunaan narkoba", ujarnya.

Melalui pertemuan ini, lanjut Buwas, BNN ingin memangun komitmen para artis, dimana mereka akan diajak untuk menjadi Duta Anti Narkoba. "Kita juga ingin membalik imaje bahwa artis rentan narkoba. Kita bangun menjadi motor gerakan anti narkoba. Kita balik imaje itu", jelas mantan Kabareskrim Mabes Polri ini.

Buwas ingin, Duta-duta gerakan Anti Narkoba ini nantinya dapat mendorong peran serta/ kepedulian masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Sebab, berdasar data yang dimiliki BNN, angka pengguna narkoba di Indonesia saat ini mencapai taraf mengkhawatirkan. Karena itu perlu peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk memerangi penyalahgunaan narkoba.

"November (2015) sudah 5,9 juta. Setiap hari 30-40 meninggal di Indonesia akibat narkoba. Ini penghancuran yang masif. Perang modern. Indonesia sudah menjadi pangsa pasar/ konsumen terbesar di Asean. Bahkan sudah menjadi pabrikan. Ini penghancuran generasi. Karena itu harus kita sikapi serius. Harus disikapi bersama oleh seluruh lapisan/elemen bangsa. Harus melibatkan semua. Tidak bisa hanya andalkan kepolisian dan BNN", paparnya.

Karena itu, lanjut Buwas, harus ada penindakan tegas baik terhadap bandar, pengedar maupun pengguna narkoba. "Bandar itu memang pembunuh berencana. Setiap bandar yang warga negara asing, begitu saya test urine, darah rambut, itu negatif. Tapi begitu bandar Indonesia, itu pasti positif. Itu karena diciptakan. Bandar asing tahu itu bahaya, jadi mereka hanya memasarkan", ungkapnya.

Adapun untuk pengguna, kata Buwas, Indonesia bisa mencontoh negara tetangga Malaysia yang menghukum keras setiap pengguna narkoba. Hasilnya, pengguna narkoba di negeri Jiran tersebut jumlahnya kecil.

"Tantangan kita, bagaimana memutus demand dan supply. UU Narkotika harus direvisi agar bisa dilakukan penindakan keras terhadap pengguna juga, disamping tindakan tegas dan keras terhadap pengedar dan bandar. Untuk memutus supply ini, akan kita kerahkan juga TNI. Kalo MoU nya sudah, maka bandar akan menjadi musuh negara. Kapal-kapal mereka akan kita hancurkan ditengah laut bersama semua isinya", pungkas Komjen Budi Waseso. (BP)